Tyre Regrooving Is Controversial
A weared out tire has to be changed. But, we can’t deny that people always look for a shortcut to cut the car ownership cost, one of them is by regrooving.
Regrooving is a process in which a tire groove is cut to be deeper using specialized tools to improve the grip. The shallow treads are cut to make it look like new and make it look roadworthy.
People do it because it might save some gas, increasing vehicle range, and traction. In some regions, truck drivers, construction workers, and farmers usually do this to cut cost on tires.
But regrooved tires have some risks thanks to some poor practice. Sometimes, the tires are cut too deep and penetrate the rubber then the steel beads which construct the tires. If water gets in, it may rust the beads and make the tire weaker, especially when facing a rough surface or other hard objects.
So, it’s safe to say that tire regrooving is a controversy. Because, in the end, the tires are very vulnerable to penetration, blowout, and heel toe wear. It will be dangerous not just for yourself, but other drivers on the road.
It’s night and day compared to new tires that were made by manufacturers with tons of technology and got every aspect calculated. Tire manufacturers even put a Tread Wear Indicator or TWI that indicates the level of tire wearnes.
So if your tire is all weared out, you’re better off getting a new tire rather than regrooving your tires due to the risk. After all, Accelera tires are available in more than 90 countries around the world.
Indonesia
Ban habis tentunya harus diganti. Tapi tidak bisa dipungkiri, orang sering saja mencari cara lain untuk menghemat biaya perawatan mobil, salah satunya adalah dengan regrooving.
Regrooving adalah proses di mana alur dalam ban dipotong dan diukir ulang menggunakan alat khusus, ke tingkat yang lebih dalam untuk ‘menciptakan’ kedalaman tapak tertentu dan meningkatkan gesekan. Caranya? Alur dan tapak ban yang sudah tipis, dipotong sehingga membuatnya semakin dalam, membuat ban terlihat seperti baru kembali dan seakan-akan layak digunakan.
Tujuannya untuk meningkatkan jarak tempuh kendaraan, efisiensi bahan bakar, dan traksi. Di luar negeri, banyak pengemudi truk, pekerja konstruksi, dan petani sering kali meminta bantuan ban untuk memangkas biaya.
Tapi ban regroove memiliki risiko yang nyata. Hal ini adalah praktik yang kurang baik. Hasilnya sangat dipengaruhi oleh keterampilan mekanik regrooving. Kadang-kadang pisaunya terlalu dalam dan menembus karet ke pemutus baja. Jika air masuk ke dalam lubang tersebut, maka akan terjadi pemisahan karat dan tapak yang akan membuat ban beresiko retak alur dan intrusi batu dan benda keras lainnya di jalan.
Bisa dibilang, regrooving ban merupakan kontroversi. Sebab ban pada akhirnya sangat rentan terhadap tusukan, ledakan, dan pemisahan tapak. Akibatnya bukan berbahaya bagi diri sendiri, melainkan juga membahayakan banyak orang sesama pengguna jalan.
Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan ban yang dibuat oleh pabrikan dengan teknologi yang memperhitungkan segala aspek. Tapak (pattern) pada ban pabrikan sudah didesain sedemikian rupa kedalamannya, bahkan memiliki apa yang disebut dengan TWI (Tread Wear Indicator), sebuah indikator pemakaian tapak ban atau jika kita artikan berdasarkan istilah bisa kita artikan sebagai Tanda Keausan Tapak Ban.
Untuk itu ketika ban sudah habis, belilah ban baru dan jangan melakukan alur ulang karena bisa berbahaya. Lagipula, ban Accelera sudah tersedia di berbagai daerah di lebih dari 90 negara.